Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Dunia

Posted by PERFECT WORLD 0 komentar
Ilustrasi pancasila sebagai sistem filsafat 


Tidak banyak yang menyadari bahwa Pancasila sebagai sistem filsafat merupakan peleburan istimewa dari filsafat-filsafat yang ada sebelumnya atau yang muncul kemudian. Pancasila dapat dikatakan berada dalam titik ekstrem pertemuan sekaligus perpisahan dua ide yang berbenturan. Kenapa dikatakan demikian ? Ini tak terlepas dari Pancasila sebagai sistem filsafat yang mempertemukan dua sistem filsafat secara ekstrem, sebagaimana yang tergantung di dalam kelima sila yang ada pada Pancasila. 

Sebagaimana dimaklumi di dunia ini terdapat berbagai macam sistem filsafat, namun dari semua sistem filsafat tersebut ada dua besar sistem filsafat yang saling berbenturan atau saling bertolak belakang. Secara sederhana kedua sistem filsafat dunia tersebut adalah katakanlah sistem spiritual di satu sisi dan di sisi lain ada sistem sosial. Pada sistem filsafat spiritual mengemukakan ide utamanya yaitu bahwa dalam segala aspek kehdupan manusia, dipastikan adanya divine intervention (campur tangan Tuhan dalam setiap tindakan manusia), ide yang lahir dari keyakinan bahwa Tuhan ada dan mengungguli manusia. Sementara secara berseberangan di sisi lain adalah sistem filsafat sosial yang mengemukakan ide tentang segala sesuatu dalam kehidupan ini hanya dan hanya mengandalkan keberadaan manusia yang berdiri sendiri, tidak memerlukan “bantuan” Ide Murni dari Tuhan; manusia yang bebas berkehendak di atas segalanya. Namun tetap sistem filsafat yang kedua ini mengakui akan adanya hukum sebab-akibat. 

Lalu, dimana Pancasila sebagai sistem filsafat ? Kalau kita perhatikan sila-sila yang ada di dalam Pancasila serta butir-butir penjelasan dari masing-masing sila dari Pancasila tersebut, Pancasila sebagai sistem filasafat mencoba menggabungkan antara sistem sosial (sekular) dengan sistem spiritual (agama). Secara sederhana penjelasan dari hipotesis bahwa Pancasila sebagai sistem filsafat menggabungkan antara sistem sekular dengan sistem agama terlihat dari sila pertama, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa dan pada sila kelima yang berbunyi Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Artinya apa? Pancasila sebagai sistem filsafat mengakui bahwa keberadaan dan kehidupan manusia dipastikan tergantung kepada campur tangan Tuhan (ide sistem filsafat agama), namun pada kesempatan lain Pancasila sebagai sistem filsafat mengakui pula tentang keadilan bagi seluruh rakyatnya yang menjadi ide dasar dari pemikiran filsafat sekular.

Upaya Pancasila sebagai sistem filsafat yang menggabungkan antara ide sistem sosial sistem agama, tentu saja tidak terlepas dari para founding father bangsa Indonesia yang merupakan gabungan dari tokoh-tokoh agama dan tokoh sosialis. Pemikiran-pemikiran keduanya kemudian menghasilkan butir-butir Pancasila seperti yang dikenal sekarang ini. Sekalipun kalau mau menelisik sejarah, sebenarnya butir Pancasila seperti yang dikenal sekarang ini adalah bentuk Pancasila perubahan.

Kalau merujuk kepada Piagam Jakarta, maka dalam sila pertama Pancasila tersebut ada tambahan kata-kata "dan menjalankan perintah agama bagi pemeluknya". Penghilangan kata-kata terakhir tersebut merupakan bentuk kompromi antara tokoh agama dengan tokoh sosialis, agar membantun bangsa Indonesia ini sebagai negara demokratis dan bukan negara agama. 
Sila Pertama dan Pendalamannya

Sila pertama jika dirunut dari sejarahnya, jelas berkembang dari lingkup agama. Semua agama (bahkan politeisme) pasti merujuk adanya Yang Mahatinggi (dalam politeisme, pasti ada Dewa Tertinggi di antara dewa-dewa lainnya) yang mengatasi alam.

Biasanya, pola kehidupan yang dihasilkan konsep agama adalah kehidupan yang mengandalkan seorang pembawa risalah (pada masa lalu nabi, kemudian diteruskan oleh para ulama), yang mendapatkan “pewahyuan” atau “instruksi” Tuhan.

Permasalahannya, kadang ulama (atau tokoh yang ditinggikan dalam agama) tidak sepenuhnya benar dan dalam hal ini dibutuhkan logika; yang menurut beberapa buku teks; cuma dihasilkan dari upaya manusia menepis keberadaan Tuhan (meski tidak semuanya demikian).

Namun demikian Pancasila sebagai sistem filsafat merupakan jembatan yang kompromistis agar bisa merangkul berbagai kepentingan dan faham filsafat yang dianutnya. Artinya, bagi kaum agama yang mengandalkan keberadaan dan campur tangan Tuhan di dalam kehidupan sehari-hari dikehendaki atau tidak dikehendaki, akan tetap (diharapkan) menerima Pancasila sebagai sebuah sistem filsafat dalam berbangga dan bernegara. Demikian pula bagi kaum sekular yang mengemukakan ide tentang tidak adanya campur tangan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari, tetap terwadahi kepentingannya dengan mencamtunkan tatanan sistem sosial seperti yang termaktub dalam sila kelima dari Pancasila tersebut.
Sila Kelima dan Pendalamannya

Sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, jika dirunut dari sejarahnya, pasti berkembang dari konsep demokrasi Yunani dan Romawi yang bertentangan dengan prinsip kerajaan (raja adalah representasi Tuhan yang otoritasnya tidak bisa diganggu-gugat; semua keputusannya benar karena representasi Tuhan).

Dalam hal ini, untuk “mengatasi” kekuasaan raja yang absolut, keadaan dibalik. Rakyatlah yang berkuasa dengan menyatakan sistem yang berasal dari rakyat, untuk rakyat, dan demi rakyat. Artinya, yang mayoritaslah yang berkuasa sedangkan pemerintah lebih bersifat “pelayan” yang memfasilitasi rakyat. Ide tentang kekuasaan berada di tangan rakyat ini diharapkan terwadahi atau setidaknya terfasilitasi melalui sila kelima dari Pancasila.

Namun demikian, Pancasila sebagai sistem filsafat secara konsep tidak bisa dipisah-pisah antara satu pasal dengan pasal lainnya. Pancasila sebagai sistem filsafat harus dipandang secara utuh dan menyeluruh dari sila pertama sampai dengan sila kelima. Dengan demikan akan muncul sebuah konsep pemikiran yang utuh dari sistem filsafat yang bernama Pancasila tersebut. Setidaknya, hal itulah yang rupanya diinginkan oleh para founding father bangsa ini. 
Super Indonesia dan Indonesia Yang Super

Jika dilihat dari dua sila ini saja, kita bisa menunjukkan bahwa Indonesia sebenarnya merupakan tempat paling ideal untuk menemukan kehidupan manusia bermasyarakat yang sebenarnya. Di negara kita, Pancasila mengelaborasi dua kekuatan bertentangan (agama dan sekular) untuk membentuk negara yang bersatu dalam lingkup bhinneka tunggal ika; tinggal bagaimana cara pemimpin negara ini mewujudkan sistem super Pancasila ini.

Tentu saja Pancasila sebagai sistem filsafat yang sebenarnya super ini akan terjewantahkan dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka berbangsa dan bernegera, apabila semua elemen masyarakat mengetahui, memahami kemudian mengamalkannya sebagai sebuah anutan. Sebaliknya bila masing-masing elemen masyarakat dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka berbangsa dan bernegara tetap memegang teguh keyakinan masing-masing apalagi kalau hanya berdasarkan pikiran masing-masing, maka Pancasila sebagai sistem filsafat hanya super dalam tingkat konsep dan tidak mendapat tempat untuk menjadi landasan kehidupan bermasyarakat.

Bila menelisik sejarah terutama pasca kemerdekaan, maka setidaknya ada tiga pandangan dalam melihat dan mengekspresikan Pancasila sebagai sistem filsafat. Semasa orde lama, Pancasila sebagai sistem filsafat telah dinodai oleh sekelompok orang yang memaksakan sistem kenegaraan sekular dan komunis. Padahal dalam Pancasila pada sila pertama telah disepakati tentang sistem agama, yang mengakui dalam kehidupan sehari-hari ada campur tangan Tuhan dikehendaki atau tidak dikehendaki. Dengan demikian sebenarnya, secara langsung dan tegas, Pancasila sebagai sistem filsafat menolak pikiran-pikiran, ide, konsep, yang tidak mengakui adanya Tuhan. 

Fase kedua yaitu pada masa orde baru, yang demikian memegang teguh Pancasila, sehingga apapun dalam aspek kehidupan harus mengacu dan berlandaskan Pancasila. Bila tidak, maka akan dianggap berseberangan dan dijadikan lawan politik. Fase kedua, setelah rezim orde baru tumbang, Pancasila hanya diakui sebagai konsep tidak dalam bentuk aplikasi.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Dunia
Ditulis oleh PERFECT WORLD
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://superfects.blogspot.com/2012/12/pancasila-sebagai-sistem-filsafat-dunia.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Trik SEO Terbaru support Online Shop Baju Wanita - Original design by Bamz | Copyright of PERFECT WORLD.