BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dalam kerangka agribisnis sebagai suatu pendekatan pengelolaan usaha yang secara menyeluruh, maka penanganan peternakan sebagai rangkaian kegiatan beberapa sub sistem yang saling terkait. Sub-sub sistem tersebut dapat dijabarkan dalam bentuk kegiatan peternakan (on-farm activities) dan kegiatan luar peternakan (of-farm activities) yang mencakup: 1) pengadaaan sarana produksi 2) industri pengolahan hasil 3) tataniaga 4) jasa-jasa penunjang.
Usaha peternakan ayam broiler (ras) ditinjau dari aspek finansial merupakan salah satu usaha di bidang agribisnis yang memberikan keuntungan. Dalam menjalankan usaha ayam broiler terdapat 2 jenis pengelolaan, yakni dikelola secara mandiri (peternak mandiri) dan dikelola dalam bentuk plasma-inti (peternak plasma inti). Para pedagang dalam menjalankan usahanya benar-benar dikelola sebagai usaha memperoleh pendapatan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Lain halnya dengan para peternak yang dalam menjalankan usahanya relatif kurang memberikan keuntungan, sehingga sebagian kecil para peternak dalam melakukan usahanya sebagai usaha sampingan.
I.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dan manfaat yang ingin dicapai dari makalah adalah agar pembaca mampu:
1. Mengetahui dan memahami pengertian lembaga dan saluran tataniaga;
2. Memahami bentuk-bentuk dalam lembaga dan saluran tataniaga; serta
3. Mengetahui contoh saluran tataniaga pada ayam broiler.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pengertian Lembaga dan Saluran Tataniaga
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) (1997:979-58), kata ”lembaga” antara lain diartikan sebagai 1) ’asal mula (yang akan menjadi sesuatu); bakal (binatang, manusia, tumbuhan)’; (2) ’bentuk (rupa, wujud) yang asli’; (3) ’acuan; ikatan (tentang mata cincin dsb)’; (4) ’badan (oganisasi) yang tujuannya melakukan penyelidikan keilmuan atau melakukan suatu usaha’; dan (5) ’pola perilaku manusia yang mapan, terdiri atas interaksi sosial berstruktur di suatu kerangka nilai yang relevan’ (Anonim1, 2011). Lembaga tataniaga adalah bagian-bagian yang menyelenggarakan kegiatan atau fungsi tataniaga dengan nama barang-barang bergerak dari pihak produsen sampai pihak konsumen (Hanafiah, 1986).
Saluran tataniaga adalah pergerakan barang-barang dari pihak produsen ke pihak konsumen melalui lembaga tataniaga. Panjang pendeknya saluran tataniaga yang dilalui oleh suatu hasil peternakan tergantung dari beberapa factor yaitu jarak antara produsen ke konsumen, cepat tidaknya produk rusak, skala produksi dan posisi keuangan pengusaha .
Menurut Rahardja (2003), lembaga-lembaga dalam proses distribusi barang dari produsen ke konsumen dapat dikelompokkan menjadi empat golongan antara lain:
a. Pedagang yaitu pedagang besar dan pedagang kecil
b. Perantara khusus yaitu agen, makelar, dan komisioner.
c. Eksportir dan importir
d. Lembaga-lembaga pembantu dalam proses distribusi yaitu bank, asuransi, pengepakan (packing), perusahaan pengangkutan, perusahaan periklanan dan konsultan (Anonim2, 2011).
II. 2 Lembaga dan Saluran Tataniaga
Saluran pemasaran dapat berbentuk secara sederhana dan dapat pula rumit sekali. Hal ini tergantung dari macam komoditi lembaga pemasaran dan sistem pasar. Sistem pasar yang memonopoli mempunyai saluran pemasaran yang relatif sederhana, sedangkan dibandingkan dengan sistem pasar yang lain. komoditi pertanian yang lebih cepat ke tangan konsumen dan yang tidak mungkin nilai ekonomi yang tinggi, biasanya mempunyai saluran pemasaran yang relatif sederhana.hal demikian tergantung dari macam komoditi lembaga pemasaran dan sistem pasar. Pemasaran atau marketing padprinsipnya adalah aliran barang dari produsen ke konsumen. fungsi saluran pemasaran ini sangat penting ,khususnya dalam melihat tingkah harga di masing-masing lembaga pemasaran.
Bentuk saluran pemasaran dapat dilihat:
Produsen pedagang pengumpul
pengecer konsumen
konsumen
Bentuk saluran pemasaran sempurna
produsen
pengecer konsumen
tengkulak
pedagang besar eksportir
pedagang pengumpul
Bentuk Saluran Pemasaran Kompleks
Fungsi yang dilakukan dan skala usaha. Misalnya pedagang pengumpul tugasnya adalah membeli barang secara dikumpulkan baik dari produsen atau pedagang perantara dengan skala yang relatif besar dibandingkan dengan skala usaha pedagang perantara. Begitu pula halnya dengan pedagang besar, mempunyai skalaskala usaha yang lebih besar daripada pedagang pengumpul. Dari hal diatas dapat kita simpulkan bahwa makin majunya tingkat pengetahuan produsen,lembaga pemasaran dan konsumen terhadap penguasaan informasi pasar, makin semakin rata distribusi keuntungan yang diterima (Anonim3, 2011).
II. 3 Contoh Saluran pada ayam broiler
Usaha peternakan ayam broiler (ras) ditinjau dari aspek finansial merupakan salah satu usaha di bidang agribisnis yang memberikan keuntungan (Suharno, 2002; Priyadi, 2004). Dalam menjalankan usaha ayam broiler terdapat 2 jenis pengelolaan, yakni dikelola secara mandiri (peternak mandiri) dan dikelola dalam bentuk plasma-inti (peternak plasma inti). Para pedagang dalam menjalankan usahanya benar-benar dikelola sebagai usaha memperoleh pendapatan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Lain halnya dengan para peternak yang dalam menjalankan usahanya relatif kurang memberikan keuntungan, sehingga sebagian kecil para peternak dalam melakukan usahanya sebagai usaha sampingan.
Tataniaga yang terjadi pada suatu komoditas tidak terlepas dari pengaruh struktur pasar yang terjadi. Di samping itu, pada perdagangan ayam broiler (ras) saluran tataniaga dipengaruhi juga adanya produk yang dihasilkan secara periodik dan produsen relatif tersebar. Sebagai konsekuensinya harga daging ayam sangat dipengaruhi fluktuasi pasokan.
Secara umum usaha para peternak mandiri ayam broiler, hasil produksinya dijual kepada para pedagang pengumpul yang terdapat di desa-desa kemudian ke pedagang besar atau ke pedagang-pedagang pengecer yang berada dalam satu wilayah maupun di luar wilayah kabupaten.
Peternak mandiri dalam melakukan penjualan sebagian besar adalah kepada pedagang pengumpul. Untuk peternak plasma, produksi ayam broiler semuanya dijual kepada pedagang pengumpul yang ditunjuk perusahaan inti. Para pedagang pengumpul dalam memperoleh komoditas dagangannya adalah menerima penjualan dari para peternak yang langsung menjual kepada mereka tetapi yang paling banyak dengan "sistem jemput bola".
Para pedagang besar dalam upaya memperoleh komoditas dagangannya memperoleh pasokan dari para peternak dan pedagang pengumpul yang langsung datang. Berdasarkan data, terdapat 5 saluran dalam sistem pemasaran ayam ras pedaging (broiler) yaitu:
Saluran I : Peternak – P. Pengumpul – P.Eceran – Konsumen
Saluran II : Peternak – P. Pengumpul –Konsumen
Saluran III : Peternak – P. Pengumpul – P.Besar – P. Eceran – Konsumen
Saluran IV : Peternak – P. Besar – P. Eceran– Konsumen
Saluran V : Peternak – P. Eceran – Konsumen
Peternak plasma menggunakan saluran I, II, dan III karena peternak plasma menjual produksi ayam broiler semuanya dijual kepada pedagang pengumpul yang ditunjuk perusahaan inti. Sedang peternak mandiri memasarkan produksi melalui kelima saluran pemasaran.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
· Lembaga tataniaga adalah bagian-bagian yang menyelenggarakan kegiatan atau fungsi tataniaga dengan nama barang-barang bergerak dari pihak produsen sampai pihak konsumen.
· Saluran tataniaga adalah pergerakan barang-barang dari pihak produsen ke pihak konsumen melalui lembaga tataniaga.
· Menurut Rahardja (2003), lembaga-lembaga dalam proses distribusi barang dari produsen ke konsumen dapat dikelompokkan menjadi empat golongan antara lain:
a. Pedagang yaitu pedagang besar dan pedagang kecil
b. Perantara khusus yaitu agen, makelar, dan komisioner.
c. Eksportir dan importir
d. Lembaga-lembaga pembantu dalam proses distribusi yaitu bank, asuransi, pengepakan (packing), perusahaan pengangkutan, perusahaan periklanan dan konsultan
· Bentuk saluran pemasaran
1) Bentuk saluran sempurna
2) Bentuk saluran kompleks
· Berdasarkan data, terdapat 5 saluran dalam sistem pemasaran ayam ras pedaging (broiler) yaitu:
1) Saluran I : Peternak – P. Pengumpul – P.Eceran – Konsumen
2) Saluran II : Peternak – P. Pengumpul –Konsumen
3) Saluran III: Peternak–P. Pengumpul–P.Besar – P. Eceran – Konsumen
4) Saluran IV: Peternak – P. Besar – P. Eceran– Konsumen
5) Saluran V : Peternak – P. Eceran – Konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1, 2011. Lembaga. Http://kanekzoke.blogspot.com/. Diakses pada September 2011.
Anonim2. 2011. Lembaga dan Saluran Tataniaga. Http://animal-intelektual.blogspot.com/2009/12/tataniaga-peternakan.html. Diakses pada September 2011.
Anonim3. 2011. Saluran dan Lembaga Tataniaga. Http://www.scribd.com. Diakses pada September 2011.
Priyadi, Unggul et al. 2004 Analisis Distribusi Ayam Broiler di Propinsi Daerah Istimewa
Soekartawi. 1993. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Jakarta: PT Raja Graf Persada.
Untuk mendownload makalah di atas, makalah asli, silahkan klik link di bawah ini: